KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.2
Oleh : Syamsudin, S.Pd
CGP Angkatan 5 Kabupaten Tolitoli
Instansi SMP Negeri 5 Ogodeide
1.
Buatlah
kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan 'Pemimpin Pembelajaran dalam
Pengelolaan Sumber Daya' dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di
dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.
Pengelolaan Sumber Daya di sekolah dapat dibedakan menjadi dua jenis
yaitu Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (deficit-based approach) dan
Pendekatan berbasis aset (asset-based approach). Pendekatan berbasis
kekurangan/masalah (deficit-based approach) akan memusatkan perhatian kita pada
apa yang mengganggu atau menjadi permasalahan kita, apa yang kurang, dan apa
yang tidak berfungsi dengan baik sehingga membuat perasaan pesimis. Pendekatan
berbasis aset (asset-based approach) merupakan cara praktis menggali hal-hal
yang positif sehingga timbul perasaan optimis walaupun dengan sumber daya yang
minim. Pemimpin pembelajar harus menggunakan pendekatan berbasis asset dalam
pengelolaan sumber daya dan mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah
maupun masyarakat sekitar sekolah. Karena dengan lebih banyak membangun sisi
positif yang dimiliki, maka kekuatan sumber daya yang ada dipastikan akan
meningkat dan kemudian akan berkembang secara berkelanjutan.
2.
Jelaskan
dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan
membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas?
Satuan pendidikan sebagai sebuah komunitas,
mempunyai hak mengatur, melaksanakan, dan mengawasi kegiatan pendidikan agar
efisiensi dan efektivitas penyelenggara pendidikan dapat tercapai seperti yang
diisyaratkan dalam standar pengelolaan pendidikan. Sekolah bisa kita pandang
sebagai sebuah komunitas. Karena itu, sekolah dapat belajar tentang bagaimana
menjadi komunitas yang sehat dan Tangguh. Sebagai sebuah komunitas, sekolah
dapat memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya sama seperti komunitas pada
umumnya. Pemanfaatan sumber daya yang dimiliki sekolah dapat memanfaatkan
konsep yang digunakan pada pendekatan pengembangan komunitas berbasis aset.
Contoh pengelolaan sumber daya yang terdapat
dalam 7 modal utama:
Ø Modal Manusia
Modal manusia terdiri dari pengawas, komite,
kepala sekolah, orang tua, guru, murid, penjaga, tendik dll. Salah satu contoh
pengelelolaan sumber daya manusia di sekolah adalah Guru/Pelatih Seni Sebagai
Contoh Pak Kardiman yanng merupakan seorang penata tari Tradisional yang dapat
diundang Kesekolah sebagai Pelatih Tari untuk peserta didik Sehingga Peserta
didik dapat mempelajari tari bahkan dapat mewakili sekolah untuk Ke jenjang
nasional dalam Festival dan lomba seni Tari.
Ø Modal Fisik
Dengan adanya modal fisik seperti bangunan
dan sarana prasarana yang mencukupi tentu saja dapat berpengaruh pada proses
pembelajaran yang berkualitas. Sebagai Contoh Perpustakaan Daerah yang dapat di
manfaatkan sebagai temapat peserta didik untuk belajar dan menambah Ilmu dari Materi
atau Buku yang ada di Perpustakaan tersebut, Selain Itu Gor Mokondongan yang
dapat di Manfaatkan Peserta didik untuk tempat berolahraga.
Ø Modal Lingkungan/Alam
Modal lingkungan seperti memeliki tanah yang
cukup untuk dijadikan media/sarana bercocok tanam, tidak hanya membaca dari
buku, Tanah untuk berkebun, danau
atau empang untuk berternak, semua hasil dari pohon seperti kayu, buah, bambu,
atau material bangunan yang bisa digunakan kembali.
Ø Modal Financial
Dengan dukungan modal financial tentu saja
proses pembelajaran akan lebih berkualitas. Karena banyak hal yang memang
memerlukan biaya. Membeli media pembelajaran, alat praktik dll. Modal finansial
juga termasuk pengetahuan tentang bagaimana menanam dan menjual sayur di pasar,
bagaimana menghasilkan uang dan membuat produk-produk yang bisa dijual,
bagaimana menjalankan usaha kecil, bagaimana memperbaiki cara penjualan menjadi
lebih baik, dan juga bagaimana melakukan pembukuan. Misalkan dengan
Memanfaatkan Cengkeh untuk membuat kerajinan dan dijual sehingga dapat
memberikan Dana/Finansial.
Ø Modal Sosial
Salah satu modal social yang ada di sekitar
sekolah adalah komunitas orang tua. Komunitas orang tua sangat penting dalam
mendukung proses pembelajaran yang berkualitas. Jika ada hal-hal yang tidak
bisa didanai oleh sekolah karena terbentur dengan aturan BOS, maka komunitas
sekolah disini memberikan solusi atas kendala tersebut. Sehingga proses
pembelajaran akan berjalan dengan berkuaitas.
Ø Modal Politik
Kerjasama dengan pihak lain diluar sekolah
juga sangat penting dalam pengelolaan sumber daya. Misalnya bekerja sama dengan
Dinas Kesehatan tentang peyuluhan Seks Edukasi. Proses pembelajaran kepada
murid agar sejak dini diperkenalkan seks edukasi agar mereka lebih dini
memahami dampak negative dari seks.
Ø Modal Agama dan Budaya
Modal agama sangat penting dalam pembelajaran
yang berkualitas, karena dengan modal agama seorang murid akan memahami bahwa
belajar adalah hal yang wajib bagi seseorang yang beragama. Sebagai contoh
dengan Perayaan Maulid yang di adakan Daerah Dijadikan sebagai Wadah untuk peserta
didik mengikuti Lomba Tahfidz, Ceramah, dan Kegiatan Agama lainya sehingga Peserta
didik dapat menambah pengetahuan dari kegiatan tersebut.
3.
Berikan
beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul lainnya yang
Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.
Ø Filosofi KHD
Ki Hadjar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: "menuntun segala
kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota
masyarakat." Anak-anak disini adalah murid yang merupakan modal manusia
yang terdapat di sekolah yang dapat dikembangkan potensinya.
Ø Nilai dan Peran Guru Penggerak
Guru dalam hal ini adalah modal manusia
sebagai pemimpin pembelajaran yang memiliki nilai mandiri, reflektif,
kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid. Seorang guru juga berperan sebagai
pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru
lain, mendorong kolaborasi antar guru, serta mewujudkan kepemimpinan murid.
Dengan nilai dan peran guru penggerak yang dimiliki oleh guru, maka modal
manusia yang dimiliki akan menjadi potensi/asset yang kuat demi kepentingan
murid.
Ø Visi Guru Penggerak
Visi guru penggerak berbasis IA (Inkuiri
Apresiatif) yang dituangkan dalam canvas BAGJA, juga dipakai dalam pengelolaan
sumber daya. Menurut Cooperrider & Whitney (2005), Inkuiri Apresiatif
adalah suatu filosofi, landasan berpikir, yang berfokus pada upaya kolaboratif
menemukan hal positif dalam diri seseorang, organisasi, dan dunia sekitarnya,
baik dari masa lalu, masa kini, maupun masa depan.
Ø Budaya Positif
Budaya positif adalah sikap, nilai-nilai
kebajikan, keyakinan-keyakinan, kegiatan-kegiatan dan kebiasaan-kebiasaan yang
dilakukan oleh guru dan murid dari dalam dirinya dan mempunyai dampak positif
terhadap oranglain. Menciptakan budaya positif di sekolah dengan menerapkan
konsep-konsep inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman
dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas, segitiga
restitusi tidak dapat dilakukan oleh sendiri. Butuh kerja sama semua unsur
untuk mendukung terciptanya budaya sekolah. Unsur disini baik itu unsur biotik
mauoun abiotic yang terdapat dalam 7 modal utama. Dengan pengelolaan 7 modal
utama, budaya positif akan dicapai dengan baik.
Ø Pembelajaran Diferensiasi
Pembelajaran Berdiferensiasi adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang di dalamnya terdapat keputusan guru untuk
menyesuaikan proses pembelajaran di kelas yang berorientasi kepada kebutuhan
murid yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran, respon guru, lingkungan
belajar, manajemen kelas dan penilaian berkelanjutan. Pembelajaran
berdiferensiasi ini dapat terwujud dengan pengelolaan sumber daya yang ada di
sekolah, baik itu modal manusia (guru dan murid), modal fisik, modal budaya,
dll.
Ø Pembelajaran Kompetensi Sosial dan Emosional
PKSE adalah Pembelajaran yang dilakukan
secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini
memungkinkan anak dan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh
dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek
sosial dan emosional. Komunitas dalam hal ini adalah kumpulan manusia yang
terdapat dalam modal manusia. PSE juga dapat menggunakan modal fisik juga modal
lingkungan yang ada di sekolah. Dengan mengoptimalkan sumber daya di sekolah
sehingga capaian PSE akan maksimal.
Ø Coaching
Coacing adalah suatu kegiatan kolaborasi yang
dilakukan untuk membantu memaksimalkan potensi lawan bicara (choachee).
Pengembangan kekuatan dan potensi diri inilah yang menjadi tugas seorang coach
(pendidik/pamong). Apakah pengembangan diri seorang coachee cepat,
perlahan-lahan atau bahkan berhenti adalah tanggung jawab seorang coachee.
Pengembangan potensi ini sama dengan yang digunakan dalam pengelolaan sumber
daya. Dalam hal ini modal manusia dalam menuntun segala kodrat alam.
Ø Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab
Seorang pemimpin pembelajaran akan selalu
dihadapkan dengan dua situasi yaitu dilema etika dan bujukan moral ketika
dihadapkan dengan pengambilan keputusan yang tepat. Dengan bekal pengetahuan
pengambilan keputusan yang baik, seorang pemimpin pembelajaran diharapkan dapat
merumuskan keputusan dengan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan. Hal tersebut sangat berkaitan dengan
pengelolaan asset atau sumber daya sekolah untuk kepentingan murid.
4.
Ceritakan
pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini,
serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti
proses pembelajaran dalam modul ini.
Sebelum mempelajari
modul 3.2 tentang pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya,
terkadang saya masih berpikir berbasis kekurangan sehingga apa perasaan akan
mengarah pada sisi negative, pesimis dan kegagalan. Tetapi setelah mempelajari
modul ini, seorang pemimpin harus selalu berpikir berbasis kekuatan/potensi/asset
sehingga akan berpikir positif dan berhasil walaupun mempunyai asset yang
kurang. Maka selanjutnya saya akan terus merubah paradigma bahwa Pemimpin
pembelajar harus menggunakan pendekatan berbasis aset dalam pengelolaan sumber
daya dan mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah maupun masyarakat
sekitar sekolah. Karena dengan lebih banyak membangun sisi positif yang
dimiliki, maka kekuatan sumber daya yang ada dipastikan akan meningkat dan
kemudian akan berkembang secara berkelanjutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar