Mei 2022 ~ Don't Hate Math

Latest courses

3-tag:Courses-65px

Rabu, 25 Mei 2022

Jurnal Refleksi Diri Deskripsi Filosofi Ki Hajar Dewantara



Penyusun        : Syamsudin, S.Pd

Instansi           : SMP Negeri 5 Ogodeide

Calon Guru Penggerak Angkatan 5 Kabupaten Tolitoli



Salam Guru Penggerak

Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

 

Salam, Bahagia dan Sehat Selalu

Pengajaran merupakan bagian dari pendidikan

‘pengajaran’ (onderwijs) itu merupakan salah satu bagian dari pendidikan. Maksudnya, pengajaran itu tidak lain adalah pendidikan dengan cara memberi ilmu atau berfaedah buat hidup anak-anak, baik lahir maupun batin.

pendidikan diartikan sebagai ‘tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak’. Maksud Pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

(Ki Hajar Dewantara)

Menjadi Seorang guru merupakan suatu anugrah dan keindahan tiada tara didunia ini memberi tanpa pamrih dan mengharapkan imbalan apapun, guru merupakan prfesi yang sangat mulia seperti kata pepatah “Seorang guru itu adalah orang yang menginspirasi bahwa selalu ada bebatuan di jalan yang menghadang dan bagaimana memanfaatkan batu tersebut”. Yang artinya dapat dikatakan bahwa, peran utama seorang guru ialah menuntun seorang anak/peserta didik ke arah kodratnya yang lebih baik. Namun saat ini Sebagai seorang guru terkadang perlakuan kepada siswa dengan memberikan tuntutan tugas, nilai dan lebih berfokus kepada intelektual atau kognitifnya saja, sehingga terkadang anak tidak memiliki kebebasan bahkan tertekan dengan segala pola pembelajaran yang membuat mereka tidak berkembang sesuai dengan kodrat dan segala potensi yang dimilikinya. Akhirnya anak tersebut tidak bersemangat atau kurang meminati mata pelajaran tertentu atau semangat untuk belajarnya menjadi berkurang ataupun melakukan hal-hal yang bertentangan dengan segala aturan yang telah ditetapkan. Kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam menerapkan pola pembelajaran yang kreatif, inovasi, menyenangkan dan berpusat kepada anak, serta masih seringnya terjadi pembelajaran yang berpusat pada guru hingga saat ini, terutama didaerah yang masih berada dalam kategori 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar).

Sebagai Seorang guru yang telah mengikuti Seleksi Calon Guru penggerak (CGP) angkatan 5 Kabupaten Tolitoli, tentunya dalam proses pembelajaran seorang guru juga harus terus mengembangkan diri dan mengasah kompetensi diri dalam berbagai hal, baik secara individu, Komunitas, mengikuti kegiatan – kegiatan yang telah dirilis oleh Bapak Mentri Pendidikan Indonesia, Guru Belajar, Guru Berbagi, Guru penggerak serta mengikuti berbagai pembelajaran maupun pelatihan – pelatihan yang tersedia dari berbagai sumber media/teknologi saat ini. Seperti pada pemaparan sebelumnya bahwa satu program yang bisa diikuti saat ini ialah “Guru Penggerak’’. Guru penggerak merupakan episode kelima dari rangkaian kebijakan Merdeka Belajar. Guru penggerak ini bertujuan untuk menyiapkan para pemimpin pendidikan Indonesia masa depan, yang mampu mendorong tumbuh kembang murid secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan guru di sekitarnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar pancasila.

Proses Pendidikan guru Penggerak angkatan 5 saat ini dikhususkan pada modul 1.1 yaitu kegiatan pembelajaran yang difokuskan kepada Refleksi Filosifis Pendidikan Nasioal Ki Hajar Dewantara, Sebagai seorang Bapak Pendidikan Indonesia yang di telah memperjuangkan pendidikan di Indonesia sejak zaman Kolonial, yang pada saat itu masih berfokus pada pendidikan untuk anak-anak bangsawan dan Para Calon doktor namun dari perjuangan beliau akhirnya berhasil mempelopori kemerdekaan pendidikan di Indonesia dan berhasil mendirikan Suatu lembaga pendidikan yang hingga saat ini dikenal sebagai sekolah Taman siswa dalam setiap sejarah pendidikan di Indonesia.

Dalam dunia pendidikan ini sendiri terdapat tiga semboyang yang dipaparkan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu “ Ing Ngarso Sung Tolodo, Ing Madya Mangun Karso dan Tut wuri Handayani” yang artinya dapat dijabarkan sebagai di “Depan memberi contoh untuk peserta didik maksudnya sebagai seorang guru harus selalu memberikan contoh/teladan yang baik kepada peserta didik dari segala kepribadiannya cara berbicara, cara berpakaian, maupun cara bersikap”. Kemudian “Ditengah Sebagai pemberi semangat, Perangkul, Penuntun dan selalu berinovasi, kreatif dalam menciptakan pembelajaran yang berfokus kepeserta didik”. Selanjutnya “dibelakang seorang pendidik harus bisa memberikan dorongan, motivasi, arahan dan penyemangat kepada seluruh warga sekolah dan lingkungan tempat tinggalnya”.

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan, adalah kodrat keadaan yang terdiri dari kodrat alam dan jaman. Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”. Kedua kodrat ini berkaitan dengan dengan nilai-nilai dan sifat-sifat kemanusiaan peserta didik. Ki Hajar Dewantara hendak mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak sejatinya melihat kodrat diri anak dengan selalu berhubungan dengan kodrat zaman. Bila melihat dari kodrat zaman saat ini, pendidikan global menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki keterampilan abad 21 dengan melihat kodrat anak indonesia sesungguhnya. Ki Hajar Dewantara mengingatkan juga bahwa pengaruh dari luar tetap harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal budaya indonesia.


Berikut satu contoh Kegiatan yang telah dilakukan dalam Memahami 

Filosofi dasar Ki Hajar Dewantara



Berdasarkan Pada konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara, itu sangat menginspirasi diri saya sebagai seorang Calon Guru Penggerak Angkatan 5 Kabupaten Tolitoli untuk terus menambah wawasan, pentgetahuan serta mengimplikasikanya di lingkungan sekolah maupun di Lingkungan masyarakat, dalam kegiatan pembelajaran penulis dalam hal ini akan menggunakan proses pembelajaran yang berfokus pada peserta didik dan menggunakan pembelajaran-pembelajaran yang menyenangkan namun tetap menajaga warisan budaya Indonesia, Menjadi Pegajar yang baik, memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk senyaman mungkin dalam suasana bahagia tanpa adanya rasa tertekan serta bersikap sebagai pelayan dan Fasilitator untuk peserta didik. Sehingga nantinya akan terbentuknya lingkungan Belajar yang berfokus pada peserta didik dan menjalankan program kementrian yaitu Mereka Belajar.

Hari ini saya melakukan perjalanan menuju kepulau Kabetan seperti biasanya, berjalan di samping rumah makan yang terkadang menginjak tulang ikan yang dibuang kelaut belum lagi yang lainya, namun saya tidak memiliki pilihan lain selain melewatinya, karena hanya itulah akses satu-satunya menuju ketempat kerja. Dengan menggunakan perahu nelayan dengan ukuran yang sedang tentunya membuat perasaan saya was-was, apalagi ketika ditengah laut sedang hujan jadinya barang-barang yang tidak bisa basah segera diamankan ketempat yang terlindung di perahu nelayan serta saat mengaturnya harus hati-hati jagan sampai saya jatuh atau tercebur dilaut, karena saya tidak tau cara berenang. Selain itu ketika hujan redah angin bertiup dengan kencang yang menyebabkan ombak semakin tinggi, namun bagi masyarakat asli yang tinggal di Pulau bagi mereka itu biasa-biasa saja, tetapi saya sangat takut.

Setelah tiba disekolah di tempat kerja saya harus langsung membersihkan tempat tidur atau kamar saya di perpustakaan walaupun kami sudah cukup lelah dan pusing di perahu nelayan, namun kami tetap harus membersikannya terlebih dahulu sehingga bisa beristirahat dengan nyaman. Terkadang saya ingin mengajak peserta didik untuk membersihkan tempat tinggal kami, namun saya juga sadar bahwa ini adalah tempat tinggal saya dan saya tidak bisa melibatkan peserta didik dalam hal ini.

Setelah kejadian yang saya alami selama perjalanan dan sampai dipulau Hari ini, saya mulai sadar bahwa saya bisa mengajak siswa untuk membersihkan daerah disekitar kita terlebih dahulu sebelum ketempat lain. Daerah yang akan pertama kami bersihkan adalah di pinggiran pantai pulau kabetan dan lingkungan sekolah. Dengan begitu peserta didik dan guru bisa bekerja sama, saling bergotong royong bersama membersihkan di daerah sekitar kita. Serta untuk untuk menjaga barang – barang saya tidak basah maka berikutnya saya harus menyediakan kantong plastik besar yang cukup untuk menutupi barang – barang. Tentunya untuk melakukan hal-hal tersebut saya sangat membutuhkan dukungan dan kerja sama bersama teman-teman guru yang lain.

Selama melakukan pelatihan dan perubahan pemikiran dalam proses pembelajaran di sekolah saya merasa terus tertantang untuk terus melakukan perubahan diri ke arah yang lebih baik lagi, serta membimbing anak didik untuk membimbing mereka kearah kodrat mereka untuk mencapai kehidupan yang lebih baik lagi. Dalam hal ini ini saya ingin melakukan perubahan dalam proses pembelajaran ke arah pembelajaran yang lebih berfokus kepada peserta didik yang lebih menyenangkan dan bisa membuat peserta didik bahagia ketika sedang belajar matematika, meningkatkan motivasi belajar mereka dengan permainan dan rutin melakukan kerjasama atau gotong royong dalam membersihkan daerah sekitar sekolah dan masyarakat.

Alhamdulillah setelah melakukan pembelajaran dengan berfokus pada anak pembelajaran menjadi lebih aktif dan menyenangkan dalam pembelajaran maupun permainan. Proses pembelajaran sesuai dengan Filosofi Ki Hajar Dewantara Berjalan dengan baik dari Menuntun Siswa menuju Kodratnya, Mengajarkan Siswa Sopan Santun, Gotong royong dan berkolaborasi.

Serta Refleksi ini sudah saya Rangkum dalam sebuah tulisan E- Fortofolio berlajut di Google site di link berikut.

E- Fortofolio Guru Penggerak


#Guru Penggerak

#Guru Penggerak Angkatan 5 Kabupaten Tolitoli

#Profil Pelajar Pancasila

#Merdeka Belajar


Penyusun        : Syamsudin, S.Pd

Instansi           : SMP Negeri 5 Ogodeide

Calon Guru Penggerak Angkatan 5 Kabupaten Tolitoli