November 2022 ~ Don't Hate Math

Latest courses

3-tag:Courses-65px

Jumat, 04 November 2022

Koneksi Antar Materi Modul 3.2 Guru penggerak

 

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.2

Oleh : Syamsudin, S.Pd

CGP Angkatan 5 Kabupaten Tolitoli

Instansi SMP Negeri 5 Ogodeide

 

1.       Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan 'Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya' dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.

 

Pengelolaan Sumber Daya di sekolah dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (deficit-based approach) dan Pendekatan berbasis aset (asset-based approach). Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (deficit-based approach) akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu atau menjadi permasalahan kita, apa yang kurang, dan apa yang tidak berfungsi dengan baik sehingga membuat perasaan pesimis. Pendekatan berbasis aset (asset-based approach) merupakan cara praktis menggali hal-hal yang positif sehingga timbul perasaan optimis walaupun dengan sumber daya yang minim. Pemimpin pembelajar harus menggunakan pendekatan berbasis asset dalam pengelolaan sumber daya dan mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah maupun masyarakat sekitar sekolah. Karena dengan lebih banyak membangun sisi positif yang dimiliki, maka kekuatan sumber daya yang ada dipastikan akan meningkat dan kemudian akan berkembang secara berkelanjutan.

 

2.     Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas?

Satuan pendidikan sebagai sebuah komunitas, mempunyai hak mengatur, melaksanakan, dan mengawasi kegiatan pendidikan agar efisiensi dan efektivitas penyelenggara pendidikan dapat tercapai seperti yang diisyaratkan dalam standar pengelolaan pendidikan. Sekolah bisa kita pandang sebagai sebuah komunitas. Karena itu, sekolah dapat belajar tentang bagaimana menjadi komunitas yang sehat dan Tangguh. Sebagai sebuah komunitas, sekolah dapat memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya sama seperti komunitas pada umumnya. Pemanfaatan sumber daya yang dimiliki sekolah dapat memanfaatkan konsep yang digunakan pada pendekatan pengembangan komunitas berbasis aset.

Contoh pengelolaan sumber daya yang terdapat dalam 7 modal utama:

Ø  Modal Manusia

Modal manusia terdiri dari pengawas, komite, kepala sekolah, orang tua, guru, murid, penjaga, tendik dll. Salah satu contoh pengelelolaan sumber daya manusia di sekolah adalah Guru/Pelatih Seni Sebagai Contoh Pak Kardiman yanng merupakan seorang penata tari Tradisional yang dapat diundang Kesekolah sebagai Pelatih Tari untuk peserta didik Sehingga Peserta didik dapat mempelajari tari bahkan dapat mewakili sekolah untuk Ke jenjang nasional dalam Festival dan lomba seni Tari.

 

 

Ø  Modal Fisik

Dengan adanya modal fisik seperti bangunan dan sarana prasarana yang mencukupi tentu saja dapat berpengaruh pada proses pembelajaran yang berkualitas. Sebagai Contoh Perpustakaan Daerah yang dapat di manfaatkan sebagai temapat peserta didik untuk belajar dan menambah Ilmu dari Materi atau Buku yang ada di Perpustakaan tersebut, Selain Itu Gor Mokondongan yang dapat di Manfaatkan Peserta didik untuk tempat berolahraga.

 

Ø  Modal Lingkungan/Alam

Modal lingkungan seperti memeliki tanah yang cukup untuk dijadikan media/sarana bercocok tanam, tidak hanya membaca dari buku, Tanah untuk berkebun, danau atau empang untuk berternak, semua hasil dari pohon seperti kayu, buah, bambu, atau material bangunan yang bisa digunakan kembali.

 

Ø  Modal Financial

Dengan dukungan modal financial tentu saja proses pembelajaran akan lebih berkualitas. Karena banyak hal yang memang memerlukan biaya. Membeli media pembelajaran, alat praktik dll. Modal finansial juga termasuk pengetahuan tentang bagaimana menanam dan menjual sayur di pasar, bagaimana menghasilkan uang dan membuat produk-produk yang bisa dijual, bagaimana menjalankan usaha kecil, bagaimana memperbaiki cara penjualan menjadi lebih baik, dan juga bagaimana melakukan pembukuan. Misalkan dengan Memanfaatkan Cengkeh untuk membuat kerajinan dan dijual sehingga dapat memberikan Dana/Finansial.

 

Ø  Modal Sosial

Salah satu modal social yang ada di sekitar sekolah adalah komunitas orang tua. Komunitas orang tua sangat penting dalam mendukung proses pembelajaran yang berkualitas. Jika ada hal-hal yang tidak bisa didanai oleh sekolah karena terbentur dengan aturan BOS, maka komunitas sekolah disini memberikan solusi atas kendala tersebut. Sehingga proses pembelajaran akan berjalan dengan berkuaitas.

 

Ø  Modal Politik

Kerjasama dengan pihak lain diluar sekolah juga sangat penting dalam pengelolaan sumber daya. Misalnya bekerja sama dengan Dinas Kesehatan tentang peyuluhan Seks Edukasi. Proses pembelajaran kepada murid agar sejak dini diperkenalkan seks edukasi agar mereka lebih dini memahami dampak negative dari seks.

 

Ø  Modal Agama dan Budaya

Modal agama sangat penting dalam pembelajaran yang berkualitas, karena dengan modal agama seorang murid akan memahami bahwa belajar adalah hal yang wajib bagi seseorang yang beragama. Sebagai contoh dengan Perayaan Maulid yang di adakan Daerah Dijadikan sebagai Wadah untuk peserta didik mengikuti Lomba Tahfidz, Ceramah, dan Kegiatan Agama lainya sehingga Peserta didik dapat menambah pengetahuan dari kegiatan tersebut.

3.     Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul lainnya yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.

 

Ø Filosofi KHD

Ki Hadjar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: "menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat." Anak-anak disini adalah murid yang merupakan modal manusia yang terdapat di sekolah yang dapat dikembangkan potensinya.

 

Ø  Nilai dan Peran Guru Penggerak

Guru dalam hal ini adalah modal manusia sebagai pemimpin pembelajaran yang memiliki nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid. Seorang guru juga berperan sebagai pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, serta mewujudkan kepemimpinan murid. Dengan nilai dan peran guru penggerak yang dimiliki oleh guru, maka modal manusia yang dimiliki akan menjadi potensi/asset yang kuat demi kepentingan murid.

Ø  Visi Guru Penggerak

Visi guru penggerak berbasis IA (Inkuiri Apresiatif) yang dituangkan dalam canvas BAGJA, juga dipakai dalam pengelolaan sumber daya. Menurut Cooperrider & Whitney (2005), Inkuiri Apresiatif adalah suatu filosofi, landasan berpikir, yang berfokus pada upaya kolaboratif menemukan hal positif dalam diri seseorang, organisasi, dan dunia sekitarnya, baik dari masa lalu, masa kini, maupun masa depan. 

Ø  Budaya Positif

Budaya positif adalah sikap, nilai-nilai kebajikan, keyakinan-keyakinan, kegiatan-kegiatan dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh guru dan murid dari dalam dirinya dan mempunyai dampak positif terhadap oranglain. Menciptakan budaya positif di sekolah dengan menerapkan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas, segitiga restitusi tidak dapat dilakukan oleh sendiri. Butuh kerja sama semua unsur untuk mendukung terciptanya budaya sekolah. Unsur disini baik itu unsur biotik mauoun abiotic yang terdapat dalam 7 modal utama. Dengan pengelolaan 7 modal utama, budaya positif akan dicapai dengan baik.

Ø  Pembelajaran Diferensiasi

Pembelajaran Berdiferensiasi adalah suatu kegiatan pembelajaran yang di dalamnya terdapat keputusan guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas yang berorientasi kepada kebutuhan murid yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran, respon guru, lingkungan belajar, manajemen kelas dan penilaian berkelanjutan. Pembelajaran berdiferensiasi ini dapat terwujud dengan pengelolaan sumber daya yang ada di sekolah, baik itu modal manusia (guru dan murid), modal fisik, modal budaya, dll.  

Ø  Pembelajaran Kompetensi Sosial dan Emosional

PKSE adalah Pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional. Komunitas dalam hal ini adalah kumpulan manusia yang terdapat dalam modal manusia. PSE juga dapat menggunakan modal fisik juga modal lingkungan yang ada di sekolah. Dengan mengoptimalkan sumber daya di sekolah sehingga capaian PSE akan maksimal.

Ø  Coaching

Coacing adalah suatu kegiatan kolaborasi yang dilakukan untuk membantu memaksimalkan potensi lawan bicara (choachee). Pengembangan kekuatan dan potensi diri inilah yang menjadi tugas seorang coach (pendidik/pamong). Apakah pengembangan diri seorang coachee cepat, perlahan-lahan atau bahkan berhenti adalah tanggung jawab seorang coachee. Pengembangan potensi ini sama dengan yang digunakan dalam pengelolaan sumber daya. Dalam hal ini modal manusia dalam menuntun segala kodrat alam.

Ø  Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab

Seorang pemimpin pembelajaran akan selalu dihadapkan dengan dua situasi yaitu dilema etika dan bujukan moral ketika dihadapkan dengan pengambilan keputusan yang tepat. Dengan bekal pengetahuan pengambilan keputusan yang baik, seorang pemimpin pembelajaran diharapkan dapat merumuskan keputusan dengan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Hal tersebut sangat berkaitan dengan pengelolaan asset atau sumber daya sekolah untuk kepentingan murid.

 

4.     Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.

 

Sebelum mempelajari modul 3.2 tentang pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya, terkadang saya masih berpikir berbasis kekurangan sehingga apa perasaan akan mengarah pada sisi negative, pesimis dan kegagalan. Tetapi setelah mempelajari modul ini, seorang pemimpin harus selalu berpikir berbasis kekuatan/potensi/asset sehingga akan berpikir positif dan berhasil walaupun mempunyai asset yang kurang. Maka selanjutnya saya akan terus merubah paradigma bahwa Pemimpin pembelajar harus menggunakan pendekatan berbasis aset dalam pengelolaan sumber daya dan mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah maupun masyarakat sekitar sekolah. Karena dengan lebih banyak membangun sisi positif yang dimiliki, maka kekuatan sumber daya yang ada dipastikan akan meningkat dan kemudian akan berkembang secara berkelanjutan.