Koneksi Antar Materi MOdul 2.2 Guru Penggerak ~ Don't Hate Math

Latest courses

3-tag:Courses-65px

Rabu, 24 Agustus 2022

Koneksi Antar Materi MOdul 2.2 Guru Penggerak


KONEKSI ANTAR MATERI

PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL

 


PENDAHULUAN

Proses pembelajaran murid tidak tergantung pada aspek inteligensi atau kemampuan kognitif saja, tetapi juga dipengaruhi oleh aspek lain seperti aspek perkembangan emosi dan sosial. Aspek emosi dan sosial ini sangat berpengaruh terhadap prilaku murid kepada dirinya, orang lain dan lingkungannya. Pada murid aspek sosial emosi ini dapat dikembangkan melalui pembelajaran sosial emosional. Dimana pembelajaran sosial emosional adalah proses mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk memperoleh kompetensi sosial dan emosional sebagai modal murid dalam berinteraksi dengan dirinya, orang lain dan lingkungan sekitar. Pembelajaran sosial emosional ini dapat dijadikan sebagai awal dan dasar penanaman pendidikan karakter kepada murid. Ada Lima kompetensi kunci pengembangan dalam aspek sosial emosional murid; self-awareness (Kesadaran diri), self-management (Mengelola diri), social awareness Kesadaran Sosial), responsible decision making (Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab), dan relationship management (Keterampilan pengelolaan Sosial). Kelima kompetensi ini penting dikembangkan sejak usia dini untuk membangun dan menanamkan keterampilan sosial murid. Karena dengan mengembangkan kelima aspek sosial emosional murid tersebut akan berimplikasi pada tertanamnya sifat-sifat baik/ karakter-karakter unggul pada diri murid dalam dunia sosial. Metode-metode seperti bermain, pembelajaran kelompok, Berpusat pada murid dan lainnya tepat digunakan untuk mengembangkan kelima keterampilan tersebut.

Pembelajaran Kompetensi Sosial Emosional (PKSE) ialah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif di seluruh lingkup sekolah. dimana pembelajaran KSE ini berisi keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan siswa untuk dapat bertahan dalam masalah sekaligus memiliki kemampuan memecahkannya, mengajarkan mereka menjadi orang yang lebih baik, memberikan keseimbangan pada individu dan mengembangkan kompetensi personal yang dibutuhkan untuk menjadi sukses.

HUBUNGAN PKSE DENGAN DENGAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Dengan kemampuan mengelola Emosi maka pembelajaran berdiferensiasi dapat dilaksanakan dengan baik, Jika seorang guru memahami PKSE dengan baik maka dalam melaksanakan strategi pembelajaran berdiferensiasi guru dapat mengambil tehnik pembelajaran yang tepat dengan tetap memperhatikan kebutuhan dasar siswa. Serta dalam proses pembelajaran akan sering terjadinya interaksi sosial murid maka dengan tehnik PKSE dapat membantu guru untuk memudahkan menemukan solusi dan pengambilan keputusan yang tepat yang bertanggung jawab

HUBUNGAN PKSE DENGAN MODUL SEBELUMNYA

PKSE dengan Filosofi ki Hajar dewantara kaitanya pada 4 Filosofi KHD yaitu pendidik sebagai penuntun tumbuh kembang anak, Pendidikan dijalankan sesuai dengan kodrat alam dan zaman, Pendidikan budi pekerti dan Pendidikan yang berpusat atau menghamba pada anak. PKSE dengan nilai dan peran Guru penggerak arat kaitanya dengan menumbuhkan nilai-nilai dan peran guru dan murid dalam pengelolaan emosi sehingga pembelajaran yang berpusat pada siswa dapat tercapai dan berjalan dengan seimbang. Kaitan PKSE dengan Visi murid merdeka terdapat pada penerapan tehnik yang dapat dilakukan guru untuk dapat membentuk karakter murid yang berorientasi pada Profil pelajar pancasila dimana akan terciptanya siswa yang beriman, merdeka dalam menyampaikan pendapat, bahagia, kreatif, mandiri dan menjadi Seorang siswa pembelajar sejati. serta Kaitan PKSE dengan disiplin Positif terdapat pada kegiatan guru dan siswa yang dapat mengenali dan memahami Emosi masing-masing yang dapat dirasakan, Sehingga mampu mengontrol diri dan dapat menerapkan disiplin positif dengan baik sesuai dengan kesadaran diri (Self Awareness)

PENERAPAN PKSE PADA PEMBELAJARAN

Kompetensi Sosial dan Emosional menjadi sangat penting yang pelaksanaannya selalu terkait dengan proses belajar mengajar didalam kelas maupun diluar kelas. Pada modul ini pembahasan Mengenai Pembelajaran Sosial dan Emosional sebenarnya sudah melekat pada setiap kegiatan aktifitas belajar mengajar dan kehidupan sosial disekolah, Penerapannya lebih abstrak terjadi pada saat kegiatan pemberian materi oleh guru didalam kelas. Kenapa saya katakan abstrak, tanpa disadari oleh seorang guru, sebenarnya sudah banyak yang telah dilakukan seorang guru untuk menerapkan kompetensi ini. Pada modul ini Pengetahuan tentang Kompetensi Sosial Emosional dipaparkan dan dipelajari sebagai penguatan untuk apa yang selama ini telah dilakukan seorang guru. Guru haruslah menyadari dan konsisten untuk menerapkan KSE sebagai bagian dari proses pembelajaran. Kenapa hal ini menjadi penting agar seluruh komponen dari KSE diterapkan dan sesuai dengan kebutuhan siswa? Jawabannya adalah bagaimana seluruh proses kegiatan belajar mengajar di sekolah dapat dimaknai dalam keadaan berkesadaran penuh, sehingga apa yang terjadi didalam kelas dapat disadari dan dimaknai sebagai bagian untuk mengontrol sikap sosial dan emosional setiap individu baik guru maupun murid.

Dimulai dengan menerapkan Budaya dan Tatatertib yang terintegrasi pada saat awal masuk kedalam kelas yaitu dengan menerapkan Kompetensi KSE yaitu pada point Kesadaran diri – pengenalan emosi yang penerapannya terlihat pada sikap murid pada saat menerapkannya misalkan disaat menyapa dan berusaha, Selain itu saat siswa masuk ke dalam kelas secara perlahan dan memiinta murid duduk sesuai dengan denah kelas atau tempat duduknya masing-masing: menyapa siswa dan meminta siswa berdoa dan Mendoakan teman yang sakit sehingga lekas sembuh dan dapat berkumpul dan kembali bersekolah. Selanjutnya dilakukan diskusi pada saat pembelajran berkelompok dan saat mempresentasikan hasil karya akan terciptanya budaya KSE Kesadaran Sosial dan Kemampuan Berelasi. Dimana dalam pelaksanaannya guru tetap memperhatikan kebutuhan belajar siswa dalam pembelajaran sebagai contoh untuk siswa Visual (dengan gambar-gambar mengenai Operasi Penjumlahan dan pengurangan di Papan Tulis), Audittory (Mendengarkan Penjelasan Guru). Setrta Kinestetik (Peserta didik melakukan peragaan langsung dengan menggunakan alat peraga dan melakukan langkah di Ubin). Sehingga dapat terlaksananya Merdeka Belajar dengan baik

 

Selain itu PKSE dalam pembelajran juga dapat dilakukan saat melakukan Ice Breaking dimana saat Melakukan Ice Breaking dengan melakukan permainan sederhana dengan mempragakan Emosi pada setiap permainan (KSE 1 Pengenalan emosi), serta mempragakan Emosi Senang, Marah, Kecewa dan Sedih Guru mengajak siswa untuk menentukan pilihan yang harus dilakukan jika mengalami kondisi tersebut sehingga siswa dapat fokus kembali (KSE 2 Mengelola Emosi dan Fokus). Dan Guru meminta siswa memberikan Pendapat berupa solusi yang dilakukan temanya jika mengalami kondisi emosi yang di pragakan (KSE 3 Empati). Serta Guru mengajak siswa untuk melakukan gerakan -gerakan tertentu untuk merilekskan diri sehingga dapat kembali fokus pada pembelajaran berikutnya

Dan pada akhir pembelajaran dilakukan tehnik Kegiatan Menulis Pengalaman Bekerjasama Dalam Kelompok. Pada teknik ini guru Mengarahkan siswa untuk mengungkapkan pengalamannya bekerjasama dalam kelompok apa yang menjadi keberhasilan dan kendala yang dihadapi dengan komunikasi asertif, Murid menyampaikan secara lisan maupun tulisan tentang pengalamannya bekerjasama dalam kelompok membuat laporan keberhasilan dan kendala yang dihadapi selama berdiskusi dan solusi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dan tantangan. Hal ini bertujuan agar Murid merasa siap dalam kondisi apapun dan bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan. Untuk pengalaman pribadi dengan Prinsip Mindfulness mengajarkan saya untuk hadir sepenuhnya dan menyadari keadaan terkini saya serta meberikan respons yang paling tepat dalam keadaan apapun, saya telah belajar untuk mengurangi kebiasaan buruk da menuntut, serta lebih membiasakan diri saya untuk bersyukur akan segala sesuatu dan terus memperabaiki diri kearah yang lebih baik lagi.

 

PENUTUP

Pembelajaran sosial dan emosional pada murid merupakan dasar dalam penerapan pendidikan karakter bagi murid. Aspek sosial emosional murid akan berkembang secara berkelanjutan sejalan dengan proses pengembangan dan stimulusi yang diberikan kepada mereka. Pembelajaran sosial dan emosional pada murid akan melahirkan kemampuan adaptasi secara kognitif maupun sosial.

Kompetansi-kompetansi sosial seperti self-awareness, self-management, social awareness, responsible decision making, dan relationship management yang menjadi pokus pengembangan dalam proses pembelajaran juga berimplikasi pada tertanamnya karakter-karakter unggul dalam konteks sosial maupun konteks lainnya.

Dengan metode bermain, pembelajaran kelompok, Berpusat pada murid dan lainnya dapat dugunakan untuk mengembangkan aspek sosial emosional murid. Yang pada akhirnya akan tumbuh rasa percaya diri, penghargaan pada diri sendiri dan orang lain, berempati pada orang lain dan mampu mengkomunikasikan perasaannya secara tepat. Dan berimplikasi pada tertanam dan terbentuknya karakter-karakter unggul seperti mengenal diri, jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, berkepribadian menarik, mengikuti perubahan, mengambil risiko, mengendalikan diri, bersemangat, kerjasama, adil dan lain sebagainya.


1 komentar:

  1. Sangat runut penjelasannya pak, sehingga kami yang membaca dapat memahami betapa muatan isi dari setiap modul guru penggerak sangatlah berkaitan satu sama lain.

    BalasHapus